Tujuan kegiatan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi bagi remaja adalah melakukan pembinaan dan memberikan pemahaman bagi remaja tentang membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumahnya dan sekitar serta kesehatan reproduksi.
Masa remaja merupakan masa dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun. Masa ini adalah fase peralihan dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa (independent) dan normal terjadi pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja akan banyak sekali mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan.
Hal senada dijelaskan Catur Sekar Dewi, S.Sos Kepala Bidang KB dan Data Penduduk Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Landak pada kegiatan Pemahaman Kespro Bagi Remaja Calon Pengantin di Kantor Desa Agak Kecamatan Sebangki bekerjasama dengan Puskesmas Sebangki yang mengutus dua orang narasumber Nutrisionis Muda Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Ya' Moh. Taslim, S. T. Gizi dan Antonia Inawati, S. Tr. Keb, Bidan Koordinator bagian KB & KIA (Senin/14/06/21).
Pada kegiatan ini Kepala Bidang KB dan Data Penduduk mengatakan “menikah dini atau menikah di usia muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, baik itu gangguan kecemasan, stres, atau depresi. Kondisi ini umumnya terjadi karena ketidaksiapan dalam menjalani beban dan tanggung jawab yang diterima sebagai suami atau istri, 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria itu usia ideal menikah“ ujarnya.
Dengan disampaikan informasi kesehatan remaja, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Dalam hal ini kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Dewi menjelaskan “Permasalahan Remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, seringkali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini,mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi,pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti penularan penyakit menular seksual termasuk HIV” ungkapnya.
Secara umum pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan baik. selama pelaksanaan kegiatan antusiasme peserta sangat tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada nara sumber, sehingga terjadi diskusi yang bagus. dan tidak lupa kepala Bidang KB dan Data Penduduk mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Agak yang telah memfasilitasi peserta kegiatan sehingga berjalan dengan baik dan lancar.(nz)